Sabtu, 12 November 2016

Dasar - Dasar Routing

Tags

 

Dasar - Dasar Routing


  1. Protocol routing interior umum
Routing protocol adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data yang akan dikirim menjadi lebih jelas dan routing protocol mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data menuju alamat yang dituju.
Routing protocol dibagi menjadi 2, yakni:
1. Interior Routing Protocol
Interior Routing Protocol biasanya digunakan pada jaringan yang bernama Autonomous System, yaitu sebuah jaringan yang berada hanya dalam satu kendali teknik yang terdiri dari beberapa subnetwork dan gateway yang saling berhubungan satu sama lain.
Interior routing diimplementasikan melalui:
2. Routing Information Protocol (RIP)
Biasanya terdapat pada sistem operasi UNIX dan Novell yang menggunakan metode distance vector algoritma yang bekerja dengan menambahkan satu angka matrik jika melewati 1 gateway, sehingga jika melewati beberapa gateway maka metriknya juga akan bertambah.
3. Open Shortest Path First (OSPF)
Routing ini memakan banyak resource komputer dibanding Routing Information Protocol (RIP), akan tetapi pada routing ini rute dapat dibagi menjadi beberapa jalan sehinggga data dapat melewati dua atau lebih rute secara pararel.
4. Exterior Routing Protocol
Pada dasarnya internet terdiri dari beberapa Autonomous System yang saling berhubungan satu sama lain dan untuk menghubungkan Autonomous System dengan Autonomous System yang lainnya maka Autonomous System menggunakan exterior routing protocol sebagai pertukaran informasi routingnya.
5. Exterior Gateway Protocol (EGP)
Merupakan protokol yang mengumumkan kepada Autonomous System yang lain tentang jaringan yang berada dibawahnya maka jika sebuah Autonomous System ingin berhubungan dengan jaringan yang ada dibawahnya maka mereka harus melaluinya sebagai router utama akan tetapi kelemahan protokol ini tidak bisa memberikan rute terbaik untuk pengiriman paket data.
6. Border Gateway Protocol (BGP)
Protocol ini sudah dapat memilih rute terbaik yang digunakan pada ISP besar yang akan dipilih.
  1. Pengaturan routing dalam sebuah jaringan organisasi
Protokol-protokol routing IP
Routing protokol interior didisain untuk jaringan yang dikontrol oleh suatu organisasi. Kriteria disain untuk routing protokol interior untuk mencari jalur terbaik pada jaringan. Dengan kata lain, metric dan bagaimana metric tersebut digunakan merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu protokol routing interior.
Sedangkan protokol routing eksterior didisain untuk penggunaan antara dua jaringan yang berbeda yang dikontrol oleh dua organisasi yang berbeda. Umumnya digunakan antara ISP dengan ISP atau antara ISP dengan perusahaan. Contoh, suatu perusahaan menjalankan BGP sebagai protokol routing eksterior antar router perusahaan tersebut dengan router ISP.
IP protokol eksterior gateway membutuhkan 3 seting informasi berikut ini sebelum router tersebut bias digunakan :
– Daftar router-router tetangga untuk pertukaran informasi routing
– Daftar jaringan untuk advertise sebagai tanda jaringan dapat dicapai secara langsung
– Nomor autonomous system dari router local
Routing protokol eksterior harus mengisolasi autonomous system. Ingat bahwa, autonomous system diatur oleh administrasi yang berbeda. Jaringan harus mempunyai protokol untuk komunikasi antara sistem-sistem yang berbeda tadi.
Masing-masing AS harus memiliki nomor identitas 16-bit, yang dikeluarkan oleh ARIN atau provider untuk menggunakan protokol routing seperti IGRP dan EIGRP.
  1. Konfigurasi dan verifikasi RIP
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing.
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol :
  1. RIP versi 1 
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
  1. RIP versi 2
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
  1. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Langkah-langkah percobaan :
  1. Pertama buatlah desain seperti gambar dibawah ini.
1
2
  1. Konfigurasi pada router R1, R2, dan R3 sesuai perintah berikut. 
Router(config)# hostname R1
R1(config)# enable secret class
R1(config)# no ip domain-looukp
R1(config)# line console 0
R1(config-line)# password cisco
R1(config-line)# login
R1(config-line)# line vty 0 4
R1(config-line)# password cisco
R1(config-line)# login
R1(config-line)# end
  1. Konfigurasi interface pada R1, R2, dan R3 menggunakan addressing table di atas. sebelumnya interface harus dinyalakan terdahulu.
R1 –> R1(config)# interface fa0/0
R1(config-if)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#  interface s0/0/0
R1(config-if)# ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)# clock rate 64000
R2 –> R2(config)# interface fa0/0
R2(config-if)# ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
R2(config-if)#  interface s0/0/0
R2(config-if)# ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
R2(config-if)#  interface s0/0/1
R2(config-if)# ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
R2(config-if)# clock rate 64000
R3 –> R3(config)# interface fa0/0
R3(config-if)# ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
R3(config-if)#  interface s0/0/1
R3(config-if)# ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
R3(config-if)# clock rate 64000
  1. Konfigurasi ip address dan default gateway PC1, PC2, dan PC3 sesuai tabel.
  1. Selanjutnya mengkonfigurasi RIP untuk membuat dynamic routing pada R1, R2, dan R3.
R1 –> R1(config)# router rip
R1(config-router)# network 192.168.1.0
R1(config-router)# network 192.168.2.0
R1(config-router)# end
R1# copy run start
R2 –> R2(config)# router rip
R2(config-router)# network 192.168.2.0
R2(config-router)# network 192.168.3.0
R2(config-router)# network 192.168.4.0
R2(config-router)# end
R2# copy run start
R3 –> R3(config)# router rip
R3(config-router)# network 192.168.4.0
R3(config-router)# network 192.168.5.0
R3(config-router)# end
R3# copy run start
  1. Selanjutnya verifikasi RIP Routing menggunakan perintah show ip routing. RIP dikodekan dengan huruf R
3
  1. Lakukan pengetesan ping antar PC
4
5
6
4. Protocol routing eksterior
Protokol IP routing juga bisa digolongkan menjadi 2 jenis :
  1. Interior Gateway Protocol (IGP)
Protokol Routing yang di desain dan dibuat untuk digunakan didalam sebuah Autonomous System tunggal.
  1. Exterior Gateway Protocol (EGP)
Protokol Routing yang di desain dan dibuat untuk digunakan oleh router-router antar Autonomous System yang berbeda.
Autonomous System adalah sekumpulan network (internetwork) yang berada pada satu sistem administrasi tunggal.
Misalnya :
Sebuah internetwork yang dibuat dan didanai oleh sebuah perusahaan kemungkinan besar berada dalam satu Autonomous System. Juga sekumpulan network dalam satu kampus juga kemungkinan berada dalam satuAutonomous System yang sama.
Perbedaan Dasar IGP dan EGP :
Interior Gateway Protocol (IGP) Exterior Gateway Protocol (EGP)
Dalam sebuah single autonomous system (AS) Antara autonomous system (AS) yang berbeda
Memiliki single network administration Memiliki entitas administrasi yang independen
Pertukaran informasi routing dilakukan antar host dalam sebuah autonomous system atau sebuah routing domain Pertukaran informasi routing bisa dilakukan antar host pada dua buah autonomous system (AS) yang berbeda
IGP dibagi menjadi dua kategori : Distance Vector Protocol
Routing Information Protocol (RIP)
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
LinkStateProtocol
Open shortest-path first (OSPF)
Intermediate System to Intermediate System (IS-IS)
Contohnya adalah BGP (Border Getway Protocol) , hanya satu protocol Routing.
  1. Protocol routing eksterior yang ada pada ISP
IGP digunakan untuk routing dalam satu domain routing, jaringan-jaringan itu berada dalam kontrol dari satu organisasi. Sistem otonom umumnya terdiri dari banyak jaringan individu milik perusahaan, sekolah, dan lembaga lainnya.
Sebuah IGP digunakan untuk rute dalam sistem otonom, dan juga digunakan untuk rute dalam jaringan individu sendiri.
Sebagai contoh, CENIC mengoperasikan sistem otonom terdiri dari sekolah, akademi, dan universitas California. CENIC menggunakan IGP untuk rute dalam sistem otonom dalam rangka untuk menghubungkan semua lembaga tersebut. Setiap lembaga pendidikan juga menggunakan IGP mereka sendiri memilih untuk rute dalam jaringan individu sendiri. IGP yang digunakan oleh setiap entitas menyediakan penentuan jalur terbaik dalam domain routing sendiri, seperti IGP yang digunakan oleh CENIC menyediakan rute jalan terbaik dalam sistem otonom itu sendiri. IGP untuk IP antara lain RIP, IGRP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS.
Protokol routing, dan lebih khusus algoritma yang digunakan oleh protokol routing, menggunakan metrik untuk menentukan jalur terbaik ke jaringan. Metrik yang digunakan oleh routing protokol RIP adalah hop count, yang merupakan jumlah router yang harus melintasi sebuah paket dalam mencapai jaringan lain. OSPF menggunakan bandwidth untuk menentukan jalur terpendek.
EGP di sisi lain, dirancang untuk digunakan antara sistem otonomi yang berbeda yang berada di bawah kontrol administrasi yang berbeda.
BGP adalah EGP satu-satunya saat ini dan merupakan protokol routing yang digunakan oleh Internet. BGP adalah protokol vektor jalan yang dapat menggunakan atribut yang berbeda untuk mengukur rute. Pada tingkat ISP, ada banyak masalah yang lebih penting dari sekedar memilih jalan tercepat. BGP biasanya digunakan antara ISP dan kadang-kadang antara perusahaan dan ISP. BGP bukan bagian dari kursus ini atau CCNA, melainkan tercakup dalam CCNP.
  1. Konfigurasi dan verifikasi BGP
Pada konfigurasi dasar BGP kali ini akan membahas mengenai iBGP, eBGP, eBGP Multihop, BGP Next-self, BGP Authentication.
iBGP
Topology yang digunakan kali ini pertama kali kita akan melakukan iBGP peering antara R1 dan R2 :
7
Setelah dilakukan konfigurasi seperti diatas, nanti akan ada notifikasi bahwa BGP dari neighbor lawan sudah up,
8
Untuk melihat status bgp sudah running atau belum, ketik perintah sh ip bgp sum
9
Tampilan diatas artinya, BGP dengan neighbor 12.12.12.2 (R2) kondisinya sudah “up” selama 2 menit 4 detik.
Selanjutnya lakukan eBGP peering antara R2 dan R3 :
10
Yang membedakan konfigurasi iBGP dan eBGP adalah pada setting konfigurasi remote-as berbeda dengan BGP as number.
Selanjutnya bisa di verifikasi dengan perintah sh ip bgp summ :
11
Pada tampilan diatas, kondisi sh ip bgp summ yang pertama, muncul kondisi neighbor arah 23.23.23.3 dalam kondisi active. Hal ini menandakan peering BGP antara kedua router adjacencies, normalnya adalah terdapat angka di bawah prefix (meskipun tampilnya hanya 0).
Selanjutnya kita advertise ip loopback R3 ke dalam BGP, dengan command,
12
Lihat sekali lagi di R2
13.JPG
Pada prefix di neighbor 23.23.23.2, prefix sudah berubah menjadi 1. hal ini berarti ada network yang sudah di advertised ke dalam BGP sebanyak 1 network. untuk melihat ip berapa yang masuk ke dalam network, dengan cara,
14
eBGP Multihop
eBGP Multihop ini digunakan saat peering antara 2 router eBGP menggunakan interface loopback sebagai IP neighbor nya.
Hal pertama yang dilakukan adalah menghapus konfigurasi BGP antara R2 dan R3, begitu juga IP Address network yang ada di R3, karena nantinya IP Address network ini akan digunakan sebagai peering BGP.
15
Dan ditambahkan IP Address Loopback1 di R3, yang nanti digunakan sebagai IP network.
16
Selanjutnya tambahkan routing IGP, agar loopback bisa saling berkomunikasi.
17
Lanjutkan dengan menambahkan konfigurasi eBGP di R2 dan R3, tetapi kali ini menggunakan IP Loopback di masing-masing interface sebagai peering eBGP.
18
Advertise ip 33.33.33.33 (R3 – Lo1)
19
Command eBGP multihop diatas digunakan karena menggunakan IP interface Loopback, hop yang dilewat adalah sebanyak 2 hop, yaitu dari R2 –> R3 interface S0/0 —> R3 interface loopback 0
command ebgp-multihop default hop count nya adalah 255

selanjutnya kita verify lagi hasil konfigurasi diatas dari R2,
20
Dan setelah kita lakukan sh ip route dan ping hasil nya juga succeed
21
BGP Next-Hop-Self
Sekarang Lanjutkan verifikasi routing BGP dari R1,
22
Dari tampilan diatas, ada prefix berjumlah 1. untuk melihat prefix tersebut dari ip berapa, commandnya sh ip bgp
23
Ternyata benar, IP yang masuk kedalam BGP routing adalah R3, tetapi saat kita ping ke arah ip tersebut hasilnya masih,
24
Hal ini terjadi, dikarenakan next hop ip address untuk ke network 33.33.33.33 adalah dari 3.3.3.3 (R3). untuk memperbaiki kesalahan ini, cukup menambahkan command next-hop-self pada R2.
25
Setelah di verify lagi, ada perubahan pada next ip address menjadi 2.2.2.2,
26
Coba ping ke network 33.33.33.33 hasilnya,
26


EmoticonEmoticon